Senin, 31 Agustus 2015



Kebutuhan susu bagi anak sangat penting. Dalam masa-masa ini tubuh anak sedang mengalami pertumbuhan yang signifikan. Susu yang mengandung kalsium tinggi menjadi salah satu minuman yang diunggulkan. Kalsium yang menyokong pertumbuhan gigi dan tulang seolah menjadi gizi primadona. Betapa tidak, parameter masyarakat pada umumnya tentang pertumbuhan anak itu lebih sering dilihat dari segi fisik yakni bertambah tingginya badan anak dari waktu ke waktu. Dari situ kalsium dipercaya sangat berperan penting meskipun ada sisi gen orang tua juga yang ikut andil.

Bayi yang masih berusia enam bulan kebawah cukup hanya diberi ASI saja, salah satu alasannya karena aktifitas bayi yang masih terbatas dan energi bisa didapat hanya melalui ASI saja. Menginjak usia enam bulan hingga satu tahun, ASI mulai didampingi makanan pendukung lain karena aktifitas bayi yang mulai bertambah. Itupun hanya sebatas pengenalan makanan bukan utama. Yang utama masih tetap ASI tentunya. Baru setelah menginjak usia satu tahun, dimana aktifitas bayi/anak lebih banyak lagi (karena rata-rata di usia-usia ini anak sudah mulai bisa berjalan) asupan makanan pun meningkat.

Mulai pada usia satu tahun ini, anak sudah bisa dikenalkan dengan variasi makanan yang lebih kompleks lagi mengingat organ-organnya sudah lebih matang. Gula garam sudah bisa dicampurkan ke makanan, madu sudah mulai bisa diberikan (walaupun ada juga orang tua yang telah memberikan madu dibawah satu tahun), juga pemberian susu segar atau fresh milk.

Saat anak pertama saya menginjak usia satu tahun, saya mulai mengenalkannya dengan susu UHT. Hanya sebagai selingan saja, tidak sering ataupun intens. Seingat dan setempat ibunya membelikan juga sih,hehe... Anak saya ternyata suka sekali walaupun saya memberinya yang susu plain tanpa rasa tambahan. Sebenarnya waktu itu saya ingin memberi susu kambing segar, tetapi waktu itu saya tidak menemukannya.

Nah, saat ada susu kambing segar ini di rumah untuk pertama kalinya, saya langsung memberikannya satu kantong berukuran 200 ml. Seperti biasa, dia lahap sekali minum susunya (atau karena haus ya,hehe...). Sehari minum dia biasa saja, masih tetap ceria kesana kemari. Esok paginya saat dia pup, ternyata pupnya agak lembek. Saya biarkan saja. Siangnya, dia minta pup lagi dan ternyata dia diare. Diare tanpa ampas karena yang keluar hanya air dan itupun tidak hanya satu kali tapi berkali-kali.

Saya agak khawatir. Tapi saat saya lihat anak saya, dia masih seperti biasa ceria tanpa mengeluh dan -sepertinya- tidak merasakan sakit sedikitpun. Saya lalu mengingat-ingat makan apa saja dia hari ini. Menu soup yang sudah menjadi kebiasaannya tidak pernah menjadikan dia diare seperti ini. Adakah makanan yang dia makan hari ini diluar kebiasaannya? Lalu saya ingat, hari sebelumnya saya telah memberinya susu kambing 200 ml.

Saya pelajari lagi tentang susu kambing ini karena dari yang saya baca, susu kambing ini bagus untuk anak lalu mengapa di anak saya justru membuat diare? Dan lagi-lagi saya ingat, saya pernah baca disebuah milis tentang pemberian fresh milk untuk anak. Ternyata yang saya lakukan tidak tepat.

Pemberian susu segar / fresh milk pada anak ternyata ada tahap-tahap pengenalannya. Susu segar ini belum diolah maksimal dikhawatirkan lambung/sistem pencernaan belum mau menerima karena lambung belum terbiasa. Untuk awal-awal susu diencerkan dulu dengan dicampur air. Diberikannya pun sedikit demi sedikit jangan langsung banyak. Kalau sudah terbiasa nanti makin lama makin meningkat kualitas dan kuantitas susunya ditambah.

Dan anak saya yang menganggap susu kambing ini sebagai susu UHT seperti biasanya, langsung menghabiskan 200 ml tanpa campuran apa-apa. Pantas saja dia diare parah T.T. Tapi alhamdulillah sore hari diarenya sudah berhenti. Setelah itu, setiap saya memberinya susu kambing segar, saya campur dulu dengan air hangat. Tapi itu hanya berlangsung beberapa hari, setelah saya rasa aman dan perutnya sudah bisa adaptasi, saya memberinya susu kambing segar ini langsung satu kantong tanpa tambahan apa-apa. Alhamdulillah semua baik-baik saja. Justru sekarang dia yang paling semangat jika melihat ini:


Katanya,"Yuyus...yuyus..." :D

Dan saya yang harus mengelus dada karena melihat dia dengan lahapnya minum susu kambing segar ini sampai habis. Lagi lagi dan lagi...


Sehat-sehat ya nak... :*

Selamat mengenalkan susu kambing segar ke anak ya. Semoga bermanfaat.



0 komentar:

Posting Komentar