Kamis, 18 Februari 2016



Masih lanjutan dari postingan sebelumnya tentang pelaziman  Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam akan susu kambing. Kisah ini terjadi saat Beliau akan melakukan hijrah dari Makkah ke Madinah bersama shahabatnya; Abu Bakar ash Shiddiq

Kisah kedua saat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berhijrah
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam meninggalkan rumah pada malam hari tanggal 27 Shafar tahun 14 dari nubuwah menuju rumah sahabatnya, Abu Bakar Radhiyallahu Anhu, lalu berdua mereka meninggalkan rumah dari pintu belakang untuk keluar dari Makkah secara tergesa-gesa sebelum fajar menyingsing. Jalur utama ke Madinah yang mengarah ke utara adalah jalur satu-satunya, namun hal ini memungkinkan bagi Quraisy (orang-orang Quraisy mencari Beliau mati-matian) untuk menemukan Beliau. Untuk itu Beliau justru mengambil jalur yang berbeda -yang mengarah ke Yaman- dari Makkah ke arah selatan.

Beliau menempuh jalan ini sekitar lima mil hingga tiba di sebuah gunung yang disebut gunung Tsaur. Ini termasuk jalan yang menanjak, sulit dan berat, banyak bebatuan besar yang harus dilewati. Beliau tidak mengenakan alas kaki. Bagaimanapun keadaannya, yang pasti Abu Bakar sempat memapah Beliau saat sudah tiba di gunung dan mengikat badan Beliau dengan badannya hingga tiba di gua di puncak gunung. Gua itu dikenal dengan nama gua Tsaur. Setibanya di mulut gua, Abu Bakar berkata, "Demi Allah, janganlah engkau masuk ke dalamnya sebelum aku masuk terlebih dahulu. Jika di dalam ada sesuatu yang tidak beres, biarlah aku yang terkena, asal tidak mengenai engkau."

Lalu Abu Bakar masuk ke dalam gua dan membersihkan kotoran yang menghalangi. Disebelahnya dia mendapatkan lubang. Dia merobek mantelnya menjadi dua bagian dan mengikatnya ke lubang itu. Robekan satu lagi dia balutkan ke kakinya. Setelah itu Abu Bakar berkata kepada Beliau, "Masuklah!" Maka Beliau pun masuk ke dalam gua, Beliau merebahkan kepala di atas pangkuan Abu Bakar dan tertidur.
Tiba-tiba Abu Bakat tersengat hewan dari lubangnya. Namun dia tidak berani bergerak karena takut akan mengganggu tidur Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam. Dengan menahan rasa sakit, air matanya menetes ke wajah beliau. "Apa yang terjadi denganmu wahai Abu Bakar? " tanya Beliau. Abu Bakar menjawab, "Demi ayah dan ibuku menjadi jaminanmu, kakiku digigit binatang." Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam meludahi bagian yang digigit sehingga hilang rasa sakitnya.

Mereka berdua bersembunyi di dalam gua selama tiga malam, yaitu malam Jum'at, malam Sabtu dan malam Ahad. Jika malam hari Abdullah bin Abu Bakar selalu berada bersama mereka. Dia meninggalkan keduanya pada akhir malam dan pagi harinya menyelusup ke tengah orang-orang Quraisy untuk mengetahui kondisi di Makkah dan menyampaikannya kepada Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam, sehingga seperti orang yang tidak pernah kemana-mana. Abu Bakar juga mempunyai pembantu, Amir bin Fuhairah yang bertugas menggembala domba-dombanya. Pada petang hari dia menggembala didekat gua, sehingga mereka berdua bisa mengambil susunya untuk diminum. Amir menunggu domba-domba itu hingga akhir malam. Begitulah yang dia lakukan selama tiga malam itu. Kemudian Amir menggiring domba-dombanya mengikuti langkah kaki Abdullah bin Abu Bakar setelah meninggalkan gua menuju Makkah, untuk menghilangkan jejak kakinya.

Dari petikan kisah diatas, ada beberapa point penting yang bisa kita jadikan hikmah:

Point pertama 
Beratnya perjalanan hijrah itu. Selain Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dikejar-kejar oleh orang-orang Quraisy yang hendak ingin membunuhnya, perjalanan yang ditempuh pun tidaklah mudah. Beliau bersama Abu Bakar melewati jalur yang tidak biasa dilewati dan medannya pun sangat tidak mudah.

Point kedua
Kesetiaan dan keutamaan Abu Bakar Radhiyallahu Anhu. Abu Bakar tahu bahwa menyertai Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam berhijrah berarti nyawanya pun terancam. Tapi Abu Bakar tetap menyertai Beliau bahkan perbekalan pun sudah dipersiapkannya jauh-jauh hari. Dalam riwayat Al-bukhari disebutkan, Abu Bakar Ash-shiddiq merawat dan memberi makan dua ekor unta yang ada padanya dengan pohon samur selama empat bulan. Ia sejak awal telah menyiapkan sarana prasarana untuk hijrah, mengatur semua perbekalannya dan memperdayakan keluarganya untuk membantu Rasulullah. Pun saat perjalanan hijrah itu, Abu Bakar rela mati dan rela melakukan apa pun demi keselamatan Rasulullah dan suksesnya hijrah itu. Tidak heran jika Abu Bakar disebut didalam QS. At-Taubah: 40 karena keutamaannya ini:
"Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyirikin Makkah) mengeluarkannya (dari Makkah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya, " Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita." Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Dia menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."

Point ketiga
Sifat amanah yang dipunyai oleh keluarga Abu Bakar hingga pembantunya. Mereka bersinergi bersama-sama demi suksesnya hijrah tersebut dengan sifat loyalitas yang sangat tinggi. Tapi memang, orang Arab jaman dahulu terkenal sangat anti dengan sifat khianat maka dari itu dahulu mereka sangat menjunjung suku dan kabilahnya. Mereka sangat berusaha untuk menepati janji.

Point keempat 
Point terakhir dan inilah point yang utama dari tulisan ini sebenarnya :D. Bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam minum susu kambing/domba fresh tanpa proses apa pun. Sama seperti susu kambing kambing kami ini, susu kambing segar mentah yang diambil langsung dari peternak. Untuk menjaga kesegaran dan kandungan susu ini, kami masukkan ke dalam freezer yang bertahan hingga 35 hari dari hari pemerahan. Menjadikan wujud susu ini beku atau frozen.


Semoga bermanfaat dan selamat mencoba susu kambing cair murni yang dibekukan ini ya... Dari berbagai sumber.


0 komentar:

Posting Komentar