Kamis, 15 Oktober 2015



Perut yang terus membesar membuat saya malas untuk kemana-mana. Jangankan bepergian jauh, untuk ke depan beli kebutuhan harian saja rasanya malas sekali. Duduk santai, leha-leha dan tiduran justru menjadi hobi saya di akhir-akhir masa kehamilan. Padahal katanya kalau mendekati HPL dianjurkan jalan-jalan ya agar persalinan nya lancar. Tapi itu tidak saya temukan di diri saya pribadi, hehe... Meskipun begitu -alhamdulillah- persalinan saya tidak mengalami kendala. Hari persalinan saya justru maju sepekan dari HPL. Alhamdulillah...

Seperti pagi itu, suami mengajak saya ikut beli susu sapi segar di pasar yang berjarak 7 km dari rumah. Rasanya perut ini berat sekali tidak bisa diajak kompromi (alasan :D). Padahal biasanya saya paling semangat kalau diajak keluar, hehe... Akhirnya suamipun berangkat sendiri ke pasar. Tapi sepertinya ini bukan penjual yang biasanya kami beli. Sambil menakar susu, ibu penjual susu ini bilang,
"Buat kucing ya mas? Soalnya saya banyak pelanggan yang sering datang kesini untuk kucing mereka juga..."

Suami saya agak kaget dan heran. Lha wong susunya untuk istri yang sedang hamil di rumah tapi dikira buat minum kucing, hehe... Tapi suami hanya diam saja dan tersenyum simpul. Sesampai di rumah, suami langsung cerita ke saya tentang kejadian tadi. Dan dari situ saya baru tau, bahwa ternyata kucing pun minum susu segar (mungkin hewan peliharaan yang lain juga sama). Karena setau saya (orang kampung yang hanya mengenal kucing jawa, tidak pernah berinteraksi sama mba anggora dan mas persia :D) kucing ya minum air biasa, kalaupun ada anak kucing yang habis dilahirkan ya nenen induknya (bersyukur ya jadi kucing jawa, tidak pernah lepas dari kasih sayang induknya, loh? Hehe...)

Sampai beberapa waktu lalu ada seseorang yang menghubungi kami dan minta COD dua liter susu kambing cair segar ini. Sesampai disana (seorang ibu-ibu yang punya warung makan dan suami saya pun mendatangi warung makan tersebut) ada seorang pelanggan yang sedang duduk-duduk, lalu pelanggan ibu ini tanya,
"Itu apa mas?" Sambil jarinya menujuk steorofom berisi susu yang dibawa suami.
"Susu kambing cair segar pak tapi ini sudah dibekukan jadi berbentuk frozen."
"Ooh... Setau saya susu kambing itu berwujud bubuk ternyata ada yang cair juga ya. Buat apa mas?"
Suami sedikit bingung tapi langsung dijawab, "Untuk memperlancar ASI." Suami reflek dengan jawaban itu karena ingat khasiat susu kambing ini bagi saya pribadi.

Tiba-tiba ibu yang pesan susu (pemilik warung makan) menimpali dengan nada yang seperti tidak enak, "Errr... Bukan mas, susu-susu itu untuk hewan peliharaan saya..."
Wuiiinggg... Suami saya agak kaget, tapi hanya bilang "Oo..." manggut-manggut. Lalu ibu ini cerita kalau hewan peliharaannya agak susah untuk minum susu. Susu apapun pernah dicoba tapi hasilnya nihil. Barulah dengan susu kambing cair segar ini bisa cocok.

Lihatlah, ternyata kucing pun tidak sembarangan memilih asupan yang akan dicernanya. Terkadang kita memang harus belajar dari lingkungan sekitar, tidak terkecuali dengan hewan yang dianggap sebagai pengganggu. Seperti misalnya lalat. Rasanya jengkel ketika melihat makanan yang kita simpan sudah keduluan dihinggapi lalat. Pasti ada saja cara kita untuk menghalau lalat-lalat itu agar tidak hinggap di makanan kita. Tapi tahukah Anda bahwa lalat pun memilih makanan apa yang akan dihinggapinya? Ya, lalat paling 'ogah' hinggap di makanan yang penuh 'rekayasa'. Maka dari itu terkadang kalau saya membeli ayam potong atau ikan segar di tempat penjual, saya lebih memilih tempat yang ada lalat di sekitarnya. Tapi tentu saja pilih barangnya yang bebas hinggapan lalat dong ya :D

Artinya apa? Bahwa hewan justru mempunyai insting yang lebih peka dibanding manusia. Mereka para hewan yang tidak punya akal akan memilih sesuatu yang alami tanpa rekayasa. Beda dengan manusia yang dikarunia akal oleh Allah untuk bisa memilih. Ada ikan digoreng biasa tanpa ada tambahan bumbu apapun. Dengan kemampuan akal yang dimilikinya, manusia pasti akan mencari cara agar ikan goreng itu tidak terkesan monoton. Bisa dengan direndam air garam dulu sebelum digoreng lalu dicocol sambal sebelum disantap. Jangan lupa itu nasi hangat lalapan sudah ada disampingnya. Bayangkan jika seekor hewan yang menghadapinya, misalnya kucing. Boro-boro dicuci dulu, yang ada juga langsung dilahap, hehe...

Sama dengan kasus susu segar diatas. Kucing dengan segala sisi kehewanannya lebih memilih susu segar yang murni alami tanpa tambahan apapun. Beda dengan manusia. Si manusia tidak suka susu tapi apa mau dikata dia harus minum susu sesuai anjuran dokter agar penyakit yang dideritanya cepat pulih misalnya. Pasti si manusia akan mencari segala cara agar bisa minum susu ini. Entah dengan minum susu yang ada varian rasa tambah madu tambah gula supaya 'rasa susu'nya bisa hilang. Atau bisa dengan memilih produk olahan susu yang bisa menghapus image minum susu secara klasik :D.

Tuh lihat, kucing saja bisa memilih susu segar yang murni kan? ;)

Susu identik dengan anak kucing. Banyak pemula yang hanya memberikan susu sebagai makanan pada anakan kucing yang baru dimilikinya. Susu memang makanan padat nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh anakan kucing yang belum bisa memakan makanan padat yang dimakan oleh kucing dewasa. Tapi tahukah Anda bahwa tidak semua susu dapat dicerna oleh kucing?

Susu yang tidak dapat dicerna oleh kucing adalah susu yang berlaktosa seperti susu sapi segar ataupun produk sampingannya. Laktosa adalah gula susu yang merupakan salah satu komponen khas dalam susu bersama dengan trigliserida (lemak susu) dan kasein (protein susu). Kandungan laktosa sekitar 4,6% dalam susu. Untuk mencerna laktosa maka pencernaan harus menggunakan enzim laktase yaitu salah satu enzim pencernaan yang diproduksi oleh sel-sel di usus kecil yang bertugas memecah gula susu menjadi bentuk yang lebih mudah untuk diserap ke dalam tubuh. Sayangnya, pencernaan yang dimiliki oleh kucing tidak dapat memproduksi enzim ini sehingga laktosa tidak terurai, butiran laktosa akan tertinggal di muka lubang usus halus dan menyerap banyak air dari sekitarnya sehingga menimbulkan diare. Ada kalanya sebelum keluar, ia tertahan di kolon dan diurai oleh bakteri penghasil gas (CH4, CO2, H2). Akibatnya, perut menjadi kembung, nyeri lambung, hingga diare.

Ada beberapa pencernaan kucing yang akhirnya menjadi kebal terhadap laktosa. kucing tidak mengalami diare ataupun perut kembung. Hal ini bukan berarti baik karena pencernaan kucing mengalami gangguan yang tidak terlihat sehingga fungsi kerjanya menurun. Kucing tidak dapat mencerna dan menyerap nutrisi dengan maksimal sehingga harus diberikan makanan dengan jumlah yang lebih banyak daripada yang seharusnya. Akibatnya kucing akan kehilangan berat badan dan malnutrisi.

Jadi, apakah pemberian susu harus dihindari?

Setiap jenis susu pasti mengandung laktosa, tetapi ada susu yang mengandung lebih sedikit laktosa sehingga dapat dikonsumsi oleh kucing. Susu berlaktosa yang dapat dikonsumsi oleh kucing adalah susu yang mengandung protein alpha S1-casein yang rendah yaitu susu yang berasal dari hewan kambing.

Selamat mengenalkan susu kambing segar cair ini ke kucingnya ya... Semoga bermanfaat.





0 komentar:

Posting Komentar