Rabu, 09 September 2015



Sejenak kita lupakan susu kambing murni segarnya ya...

Alhamdulillah sebentar lagi kita memasuki bulan Dzulhijjah, bulannya para jamaah haji yang diberi taufik oleh Allah sehingga berkesempatan untuk beribadah haji ke Baitullah. Bulannya muqarib yang ingin berkurban di hari 'Ied nanti mengamalkan apa yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim 'Alaihissalam. Salah satu dari empat bulan yang diharamkan oleh Allah. Dan tahukah Anda bahwa ada keistimewaan di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah ini? Dibawah ini ada kopian dari majalah Ar Risalah edisi 171 Dzulqa'dah - Dzulhijjah 1436 H tentang keutamaan bulan Dzuhijjah ini. Semoga bermanfaat... :)

AMALAN SUNNAH DI BULAN DZULHIJJAH 

Dzulhijjah disebut juga dengan bulan haji. Dinamakan bulan Dzulhijjah karena orang Arab sejak zaman jahiliyah melakukan ibadah haji di bulan ini. Orang Arab melakukan ibadah haji sebagai bentuk pelestarian terhadap ajaran Nabi Ibrahim.

Bulan Dzulhijjah adalah salah satu bulan mulia, yang telah Allah sebutkan sebagai asyhurul hurum (bulan-bulan haram). Maksudnya, saat itu manusia dilarang (diharamkan) untuk berperang, kecuali dalam keadaan membela diri dan terdesak.

Allah berfirman yang artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram..." (QS. Al  Maidah:  2)

Ayat mulia ini menerangkan secara khusus keutamaan bulan-bulan haram, yang tidak dimiliki oleh bulan lainnya. Bulan yang termasuk Asyhurul hurum (bulan-bulan haram) adalah Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Rajab dan Muharam.

Keutamaan Bulan Dzulhijjah
Allah berfirman yang artinya:
"Demi fajar dan demi malam yang sepuluh." (QS. Al  Fajr: 1-2)

Ayat ini ditafsirkan oleh para ulama' dengan beberapa makna. Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan bahwa tafsiran yang menyebut sepuluh hari Dulhijjah itulah yang lebih tepat. Pendapat ini dipilih oleh mayoritas ahli tafsir dari para salaf dan selain mereka, juga pendapat Ibnu Abbas.

Allah bersumpah dengan menggunakan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Ini menunjukan keutamaan sepuluh hari tersebut. Disamping ayat ini, terdapat hadist shahih yang menunjukan keutamaan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.

Dari Ibn Abbas, Nabi salallahu 'alaihiwassalam bersabda:
"Tidak ada hari dimana suatu amal shalih lebih dicintai Allah melebihi amal shalih yang dilakukan sepuluh hari ini (sepuluh hari pertama Dzulhijjah)." Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah,  termasuk lebih utama dari jihad fi sabilillah?" Nabi bersabda, "Termasuk lebih utama dibanding jihad fi sabilillah. Kecuali orang yang keluar dengan jiwa dan hartanya (ke medan jihad) dan tak ada satupun yang kembali (meninggal dunia dan hartanya diambil musuh)."
(HR. Bukhari, Ahmad dan Turmudzi)

Al-Hafidz Ibn Rajab mengatakan: Hadist ini menunjukan bahwa beramal pada sepuluh hari bulan Dzulhijjah lebih dicintai disisi Allah dari pada beramal pada hari-hari yang lain, tanpa pengecualian. Sementara jika suatu amal itu lebih dicintai Allah, artinya amal itu lebih utama disisiNya.

Mendapati sepuluh hari pertama dari bulan Dzulhijjah ini merupakan nikmat yang agung dari Allah untuk hamba-Nya. Karena dia mendapatkan musim ketaatan yang membantunya untuk mendapatkan pahala dan ampunan. Caranya, bersungguh-sungguh dalam  menjalankan ketaatan dan memperbanyak nya daripada hari-hari sebelumnya. Seperti inilah ihwal para salaf dalam memanfaatkan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.

Memperbanyak Puasa di Sembilan Hari Pertama
Dianjurkan memperbanyak puasa di sembilan hari bulan Dzulhijjah. Terutama puasa hari Arafah, tanggal 9 Dzulhijjah. Dari Abu Qatadah, Nabi salallahu 'alaihiwassalam bersabda, "...puasa hari 'arafah, saya berharap kepada Allah agar menjadi ka puasa ini sebagai kaffarah satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya..." (HR. Ahmad & Muslim).

Memperbanyak Dzikir (Takbir, Tahmid dan Tahlil)
Para ulama menganjurkan untuk memperbanyak takbir, tahlil, tasbih, tahmid, istighfar dan doa pada hari-hari tersebut.

Mengucapkan takbir (takbiran) di bulan Dzulhijjah ada dua:
1. Takbir Mutlak, tidak dikaitkan pada waktu dan tempat tertentu. Jadi boleh di lakukan di pasar, masjid dan saat berjalan. Selama tanggal 1-13 Dzulhijjah, kaum muslimin di syariat kan memperbanyak ucapan takbir kapan saja dan dalam kondisi apa saja. Boleh sambil berjalan, di kendaraan, bekerja, berdiri, duduk, ataupun berbaring dengan suara lirih atau dikeraskan.
2. Takbir muqayyad, takbir yang terikat waktu. Yaitu takbiran yang dilaksanakan setiap selesai melaksanakan shalat wajib. Takbiran ini dimulai sejak setelah shalat subuh tanggal 9 Dzulhijjah sampai setelah shalat Ashar tanggal 13 Dzulhijjah.

Melaksanakan Haji dan Umrah
Berhaji dan Umrah di Baitullah al-Haram merupakan amal ibadah paling utama pada hari-hari ini. Siapa yang diberi taufik oleh Allah untuk melaksanakannya sesuai dengan ketentuan syar'iat, dia mendapatkan janji dari sabda Nabi salallahu 'alaihiwassalam, "Umrah saru kepada Umrah lainnya merupakan kaffarah bagi dosa di antara keduanya. Sedangkan haji mabrur tidak ada balasannya kecuali surga." (HR. Bukhari dan Muslim)

Shalat 'Idul Adha
Berdasarkan hadist dari Umum Athiyah, bahwa kaum Muslim, baik laki-laki maupun perempuan yang menetap, dianjurkan untuk berangkat shalat 'Id.

Umum Athiyah berkata, "Nabi memerintahkan kepada kami pada saat shalat 'Id ( Idul Fitri ataupun Idul Adha) agar mengeluarkan para gadis (yang baru beranjak dewasa) dan wanita yang dipingit, begitu pula wanita yang sedang haidh. Namun beliau memerintahkan wanita yang sedang haidh untuk menjauhi tempat shalat." (HR. Muslim).

Menyembelih Hewan Kurban
Allah berfirman yang artinya:
"Laksanakan lah shalat untuk Rabmu dan sembelihlah hewan kurban." (QS. AL Kautsar: 2)

Nabi salallahu 'alaihiwassalam bersabda tentang keutamaan ya, "Tidak ada satu amalan yang dikerjakan  anak Adam pada hari kabar (hari penyembelihan) yang lebih dicintai oleh Allah daripada mengalirkan darah. Sungguh dia akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, kuku dan rambutnya. Sesungguhnya darahnya akan sampai kepada Allah sebelum jatuh ke tanah..." (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi, beliau menghasankannya)

Sebaliknya, beliau mengancam mereka yang mampu namun tidak mau menyembelib hewan kurban.

"Siapa yang memiliki kelapangan namum dia tidak berkurban maka jangan mendekat ke masjid kami." (HR.Ahmad & Ibn Majah & dihasankan al-Albani)

Semoga Allah memudahkan kita untuk beramal di bulan Dzulhijjah yang penuh berkah ini. Wallahul Musta'an.


0 komentar:

Posting Komentar