Kamis, 29 Oktober 2015



Seorang balita perempuan usia tiga tahun di Jatiasih Bekasi meninggal setelah minum susu cair kemasan pagi tadi. Malam sebelum kejadian balita ini diajak menonton konser dangdut didekat rumahnya oleh sang nenek. Karena mungkin balita ini kecapekan diajak menonton konser dangdut malam-malam, akhirnya balita ini rewel. Oleh sang nenek dibelikanlah susu cair kemasan agar rewelnya berhenti. Tapi ternyata susu cair ini masih sisa dan tidak langsung habis. Lalu susu cair ini disimpan oleh sang nenek. Keesokan paginya balita ini demam lalu susu cair sisa semalam itupun diminumkan. Selang 15 menit balita ini kejang dan mengeluarkan busa. Balita malang ini dilarikan ke rumah sakit tapi naas sesampai disana balita ini akhirnya meninggal. Innalilallahi wainnailaihiraji'un...

Ayah balita (seorang pekerja serabutan sedangkan sang ibu tengah mendekam di rutan karena kasus narkoba) menolak untuk dilakukan autopsi terhadap jenazah putrinya. Sang ayah sudah merelakan karena ketidaktahuan sang nenek (balita ini diasuh oleh kakek dan neneknya). Ya, sang nenek tidak tahu (atau mungkin kurang paham) jika susu cair seperti itu sangat rentan tercemar bakteri apabila kemasan sudah dibuka. Apalagi dengan kondisi balita yang sedang demam seperti itu. Akhirnya kasus ini pun ditutup.

Susu cair kemasan biasanya adalah susu segar yang diproses secara Ultra High Temperature (UHT). Susu UHT merupakan susu yang diolah menggunakan pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang singkat (135-145 derjat Celcius) selama 2-5 detik (Amanatidis, 2002). Pemanasan dengan suhu tinggi bertujuan untuk membunuh seluruh mikroorganisme (baik pembusuk maupun patogen) dan spora. Waktu pemanasan yang singkat dimaksudkan untuk mencegah kerusakan nilai gizi susu serta untuk mendapatkan warna, aroma dan rasa yang relatif tidak berubah seperti susu segarnya.

Apabila kemasan susu UHT telah dibuka, maka susu tersebut harus disimpan pada refrigerator. Susu UHT harus dihindarkan dari penyimpanan pada suhu tinggi (di atas 50 derjat Celcius) karena dapat terjadi gelasi yaitu pembentukan gel akibat kerusakan protein.

Kerusakan susu UHT sangat mudah dideteksi secara visual, ciri utama yang umum terjadi adalah kemasan menggembung. Gembungnya kemasan terjadi akibat kebocoran kemasan yang memungkinkan mikroba-mikroba penbusuk tumbuh dan memfermentasi susu. Fermentasi susu oleh mikroba pembusuk menghasilkan gas CO2 yang menyebabkan gembung.

Kerusakan juga ditandai oleh timbulnya bau dan rasa yang masam. Selain menghasilkan gas, aktivitas fermentasi oleh mikroba pembusuk juga menghasilkan alkohol dan asam-asam organik yang menyebabkan susu menjadi berflavor dan beraroma masam.

Hindari mengkonsumsi susu UHT yang telah mengental. Fermentasi susu oleh bakteri pembusuk juga pembusuk juga menyebabkan koagulasi dan pemecahan protein akibat penurunan pH oleh asam-asam organic. Koagulasi dan pemecahan protein inilah yang menyebabkan tekstur susu rusak yaitu menjadi pecah dan agak kental.

Pun dengan susu kambing cair segar ini. Setelah pemerahan (maksimal 2-3 jam), susu kambing cair ini harus segera diolah atau jika tidak harus segera dimasukan ke dalam freezer agar susu tidak rusak dan kandungan tetap terjaga. Maka dari itu susu kambing cair ini berbentuk beku/frozen karena disimpan dulu di freezer. Susu kambing ini lebih bagus jika dikonsumsi mentah tanpa pemanasan terlebih dahulu. Karena jika dimasak terlebih dahulu dikhawatirkan lactobacillus-nya mati. Susu kambing cair frozen ini apabila akan dikonsumsi dicairkan terlebih dahulu dengan direndam dengan air biasa. Setelah kemasan dibuka harus langsung habis karena dikhawatirkan susu akan tercemar.

Jadi, tidak perlu khawatir untuk memberikan susu cair ke balita kita (terutama susu kambing ya, hehe...) asal ada ilmunya tentu saja. Semoga balita kita tumbuh sehat dan selalu dalam lindungan Allah, aamiin...

Selamat mengenalkan balita Anda dengan susu kambing cair ini... Semoga bermanfaat.



Kamis, 15 Oktober 2015



Perut yang terus membesar membuat saya malas untuk kemana-mana. Jangankan bepergian jauh, untuk ke depan beli kebutuhan harian saja rasanya malas sekali. Duduk santai, leha-leha dan tiduran justru menjadi hobi saya di akhir-akhir masa kehamilan. Padahal katanya kalau mendekati HPL dianjurkan jalan-jalan ya agar persalinan nya lancar. Tapi itu tidak saya temukan di diri saya pribadi, hehe... Meskipun begitu -alhamdulillah- persalinan saya tidak mengalami kendala. Hari persalinan saya justru maju sepekan dari HPL. Alhamdulillah...

Seperti pagi itu, suami mengajak saya ikut beli susu sapi segar di pasar yang berjarak 7 km dari rumah. Rasanya perut ini berat sekali tidak bisa diajak kompromi (alasan :D). Padahal biasanya saya paling semangat kalau diajak keluar, hehe... Akhirnya suamipun berangkat sendiri ke pasar. Tapi sepertinya ini bukan penjual yang biasanya kami beli. Sambil menakar susu, ibu penjual susu ini bilang,
"Buat kucing ya mas? Soalnya saya banyak pelanggan yang sering datang kesini untuk kucing mereka juga..."

Suami saya agak kaget dan heran. Lha wong susunya untuk istri yang sedang hamil di rumah tapi dikira buat minum kucing, hehe... Tapi suami hanya diam saja dan tersenyum simpul. Sesampai di rumah, suami langsung cerita ke saya tentang kejadian tadi. Dan dari situ saya baru tau, bahwa ternyata kucing pun minum susu segar (mungkin hewan peliharaan yang lain juga sama). Karena setau saya (orang kampung yang hanya mengenal kucing jawa, tidak pernah berinteraksi sama mba anggora dan mas persia :D) kucing ya minum air biasa, kalaupun ada anak kucing yang habis dilahirkan ya nenen induknya (bersyukur ya jadi kucing jawa, tidak pernah lepas dari kasih sayang induknya, loh? Hehe...)

Sampai beberapa waktu lalu ada seseorang yang menghubungi kami dan minta COD dua liter susu kambing cair segar ini. Sesampai disana (seorang ibu-ibu yang punya warung makan dan suami saya pun mendatangi warung makan tersebut) ada seorang pelanggan yang sedang duduk-duduk, lalu pelanggan ibu ini tanya,
"Itu apa mas?" Sambil jarinya menujuk steorofom berisi susu yang dibawa suami.
"Susu kambing cair segar pak tapi ini sudah dibekukan jadi berbentuk frozen."
"Ooh... Setau saya susu kambing itu berwujud bubuk ternyata ada yang cair juga ya. Buat apa mas?"
Suami sedikit bingung tapi langsung dijawab, "Untuk memperlancar ASI." Suami reflek dengan jawaban itu karena ingat khasiat susu kambing ini bagi saya pribadi.

Tiba-tiba ibu yang pesan susu (pemilik warung makan) menimpali dengan nada yang seperti tidak enak, "Errr... Bukan mas, susu-susu itu untuk hewan peliharaan saya..."
Wuiiinggg... Suami saya agak kaget, tapi hanya bilang "Oo..." manggut-manggut. Lalu ibu ini cerita kalau hewan peliharaannya agak susah untuk minum susu. Susu apapun pernah dicoba tapi hasilnya nihil. Barulah dengan susu kambing cair segar ini bisa cocok.

Lihatlah, ternyata kucing pun tidak sembarangan memilih asupan yang akan dicernanya. Terkadang kita memang harus belajar dari lingkungan sekitar, tidak terkecuali dengan hewan yang dianggap sebagai pengganggu. Seperti misalnya lalat. Rasanya jengkel ketika melihat makanan yang kita simpan sudah keduluan dihinggapi lalat. Pasti ada saja cara kita untuk menghalau lalat-lalat itu agar tidak hinggap di makanan kita. Tapi tahukah Anda bahwa lalat pun memilih makanan apa yang akan dihinggapinya? Ya, lalat paling 'ogah' hinggap di makanan yang penuh 'rekayasa'. Maka dari itu terkadang kalau saya membeli ayam potong atau ikan segar di tempat penjual, saya lebih memilih tempat yang ada lalat di sekitarnya. Tapi tentu saja pilih barangnya yang bebas hinggapan lalat dong ya :D

Artinya apa? Bahwa hewan justru mempunyai insting yang lebih peka dibanding manusia. Mereka para hewan yang tidak punya akal akan memilih sesuatu yang alami tanpa rekayasa. Beda dengan manusia yang dikarunia akal oleh Allah untuk bisa memilih. Ada ikan digoreng biasa tanpa ada tambahan bumbu apapun. Dengan kemampuan akal yang dimilikinya, manusia pasti akan mencari cara agar ikan goreng itu tidak terkesan monoton. Bisa dengan direndam air garam dulu sebelum digoreng lalu dicocol sambal sebelum disantap. Jangan lupa itu nasi hangat lalapan sudah ada disampingnya. Bayangkan jika seekor hewan yang menghadapinya, misalnya kucing. Boro-boro dicuci dulu, yang ada juga langsung dilahap, hehe...

Sama dengan kasus susu segar diatas. Kucing dengan segala sisi kehewanannya lebih memilih susu segar yang murni alami tanpa tambahan apapun. Beda dengan manusia. Si manusia tidak suka susu tapi apa mau dikata dia harus minum susu sesuai anjuran dokter agar penyakit yang dideritanya cepat pulih misalnya. Pasti si manusia akan mencari segala cara agar bisa minum susu ini. Entah dengan minum susu yang ada varian rasa tambah madu tambah gula supaya 'rasa susu'nya bisa hilang. Atau bisa dengan memilih produk olahan susu yang bisa menghapus image minum susu secara klasik :D.

Tuh lihat, kucing saja bisa memilih susu segar yang murni kan? ;)

Susu identik dengan anak kucing. Banyak pemula yang hanya memberikan susu sebagai makanan pada anakan kucing yang baru dimilikinya. Susu memang makanan padat nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh anakan kucing yang belum bisa memakan makanan padat yang dimakan oleh kucing dewasa. Tapi tahukah Anda bahwa tidak semua susu dapat dicerna oleh kucing?

Susu yang tidak dapat dicerna oleh kucing adalah susu yang berlaktosa seperti susu sapi segar ataupun produk sampingannya. Laktosa adalah gula susu yang merupakan salah satu komponen khas dalam susu bersama dengan trigliserida (lemak susu) dan kasein (protein susu). Kandungan laktosa sekitar 4,6% dalam susu. Untuk mencerna laktosa maka pencernaan harus menggunakan enzim laktase yaitu salah satu enzim pencernaan yang diproduksi oleh sel-sel di usus kecil yang bertugas memecah gula susu menjadi bentuk yang lebih mudah untuk diserap ke dalam tubuh. Sayangnya, pencernaan yang dimiliki oleh kucing tidak dapat memproduksi enzim ini sehingga laktosa tidak terurai, butiran laktosa akan tertinggal di muka lubang usus halus dan menyerap banyak air dari sekitarnya sehingga menimbulkan diare. Ada kalanya sebelum keluar, ia tertahan di kolon dan diurai oleh bakteri penghasil gas (CH4, CO2, H2). Akibatnya, perut menjadi kembung, nyeri lambung, hingga diare.

Ada beberapa pencernaan kucing yang akhirnya menjadi kebal terhadap laktosa. kucing tidak mengalami diare ataupun perut kembung. Hal ini bukan berarti baik karena pencernaan kucing mengalami gangguan yang tidak terlihat sehingga fungsi kerjanya menurun. Kucing tidak dapat mencerna dan menyerap nutrisi dengan maksimal sehingga harus diberikan makanan dengan jumlah yang lebih banyak daripada yang seharusnya. Akibatnya kucing akan kehilangan berat badan dan malnutrisi.

Jadi, apakah pemberian susu harus dihindari?

Setiap jenis susu pasti mengandung laktosa, tetapi ada susu yang mengandung lebih sedikit laktosa sehingga dapat dikonsumsi oleh kucing. Susu berlaktosa yang dapat dikonsumsi oleh kucing adalah susu yang mengandung protein alpha S1-casein yang rendah yaitu susu yang berasal dari hewan kambing.

Selamat mengenalkan susu kambing segar cair ini ke kucingnya ya... Semoga bermanfaat.





Selasa, 13 Oktober 2015



Oktober semangat. Alhamdulillah sudah memasuki bulan Oktober. Saat saya berjibaku dengan tulisan ini Alhamdulillah sudah memasuki Tahun Baru Hijriyah 1437 H. Malam satu Suro kalau orang Jawa menyebutnya. Ada apakah dengan malam satu Suro? Ada artikel menarik yang saya dapatkan dari majalah Ar-risalah edisi bulan ini yakni Edisi 172 bulan Dzulhijjah-Muharram 1437 H.

Judulnya : Amalan Bid'ah vs Amalan Sunah di Bulan Muharram 

Muharram adalah bulan yang mulia, hingga Allah menjadikan bulan tersebut sebagai salah satu bulan haram. Maknanya di bulan tersebut diharamkan melakukan pertumpahan darah (perang).

Empat bulan haram itu dijelaskan oleh Rasulullah dalam sabdanya :
"Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Diantaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bukannya berturut-turut  yaitu Dzulqa'dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhar yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya'ban." (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam penanggalan tahun Jawa, bulan Muharram dikenal dengan sebutan bulan Sura. Sudah menjadi 'keyakinan' bagi sebagian masyarakat Indonesia -Jawa khususnya- bahwa bulan Muharram atau bulan Sura adalah bulan keramat. Masih ada keyakinan a keyakinan serta ritual atau amalan-amalan 'nyleneh' yang dilakukan menjelang dan selama bulan Sura, diantaranya:

Siramana malam satu Sura, yaitu mandi besar dengan menggunakan air serta dicampur kembang setaman. Tapa mbisu, yaitu tidak bicara ketika berjalan mengelilingi kraton. Jamasan (mencuci) pusaka dan mengaraknya mengelilingi kraton. Ruwatan, yang berarti pembersihan dari sukerta atau kekotoran. Juga berziarah ke beberapa makam yang dianggap keramat.

Pada bulan itu mereka tidak berani mengadakan  acara pernikahan. Karena menurut klaim mereka pernikahan yang dilangsungkan pada bulan Muharram kerap mendatangkan sial bagi pasangan, seperti perceraian, kematian, tidak harmonis, dililit hutang dan sebagainya. Bahkan, banyak yang menyampaikan alasan yang tidak masuk akal. Misalnya, pada bulan Suralah penguasa laut selatan, Nyi Roro Kidul, melangsungkan hajat pernikahan.

Semua keyakinan dan amalan tersebut tidak ada satupun dalilnya dari Al Qur'an dan Sunah juga salaf shaleh, sehingga akan terjerumus kedalam lobang kebid'ahan dan kesyirikan.

KEMULIAAN BULAN MUHARRAM 
Islam menyebut bulan Muharram sebagai syahrullah (bulan Allah). Rasulullah bersabda,
"Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah yaitu Muharram.  Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam." (HR. Muslim)

Bulan ini istimewa karena disebut dengan syahrullah yaitu bulan Allah. Az Zamakhsyari mengatakan, "Bulan Muharram ini disebut syahrullah (bulan Allah), disandarkan pada lafal jalalah 'Allah' untuk menunjukan mulia dan agungny bulan tersebut."

Hasan al-Bashri berkata, "Sesungguhnya Allah membuka awal tahun dengan bulan haram dan menutup akhir tahun dengan bulan haram pula. Tidak ada bulan agung disisi Allah setelah Ramadhan dibandingkan dengan bulan Muharram"
Abu Utsman An Nah di mengatakan:
"Para salaf mengagungkan tiga waktu dari sepuluh hari yang utama:  sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dan sepuluh hari pertama bulan Muharram."

Mendapati bila  Muharram merupakan kenikmatan tersendiri bagi seorang mukmin. Karena bulan ini sarat dengan pahala dan ladang beramal bagi orang yang bersungguh-sungguh dalam mempersiapkan hari esoknya.

Berikut ini amalan-amalan sunah yang dianjurkan di bulan ini :

PERBANYAK AMALAN SHALIH DAN JAUHI MAKSIAT 
Ibnu Abbas radhiyallahu'anhu berkata tentang tafsir Surat at-Taubah ayat 36, "...maka janganlah kalian menzalimi diri kalian..." Allah telah mengkhususkan empat bulan  dari kedua belas bulan  tersebut. Dan Allah menjadikannya sebagai bulan suci, mengagungkan  kemuliaan-kemuliaannya, menjadikan dosa yang dilakukan pada bulan tersebut lebih besar (dari bulan-bulan lainnya) serta memberikan pahala (yang lebih besar) dengan amalan-amalan shalih."

Mengingat besarnya pahala yang diberikan  oleh Allah melebihi bila  selainnya, hendaknya kita perbanyak amalan-amalan ketaatan pada bulan Muharram ini dengan membaca Al Qur'an, berdzikir, shadaqah, puasa dan lainnya.

Selain memperbanyak amalan ketaatan, tak lupa untuk menjauhi maksiat kepada Allah dikarenakan dosa pada bulan-bulan haram lebih besar dibanding dengan dosa-dosa selain bulan haram.

Qatadah rahimahullah juga mengatakan, "Sesungguhnya kezaliman pada bulan-bulan haram lebih besar kesalahan dan dosanya daripada kezaliman yang dilakukan di luar bulan-bulan haram tersebut. Meskipun kezaliman pada setiap kondisi adalah perkara yang besar, akan tetapi Allah menjadikan sebagian dari perkara menjadi agung sesuai dengan kehendaknya."

MELAKSANAKAN PUASA 
Rasulullah bersabda, "Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram."

Maksud puasa disini adalah puasa secara mutlak. Dan minimal nya bagi kita tidak meninggalkan puasa Assyura yang merupakan  kebiasaan para salaf.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu'anhu, sesungguhnya Rasulullah melakukan puasa Assyura dan memerintahkan para sahabat untuk melakukannya." (Muttafaq 'alaih)

Sedangkan mengenai pahalanya termaktub dalam sebuah hadits, "Sesungguhnya Rasulullah ditanya tentang pahala puasa Assyura maka beliau bersabda, "Akan menghapuskan dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim).

Cara melakukannya sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Utsaimin. Ia menyebutkan bahwa para ulama, diantaranya Ibnuk Qayyim, membagi puasa ke dalam tiga tingkatan:
1. Berpuasa tanggal 9 & 10 Muharram dan ini yang paling utama. Karena Rasulullah bersabda, "Kalau aku masih hidup tahun depan niscaya aku akan berpuasa pada tanggal 9 (Muharram)." (HR. Muslim)
2. Puasa tanggal 10 & 11 Muharram, agar menyelisihi puasanya orang-orang Yahudi.
3. Puasa pada tanggal 10 Muharram saja dan ini hukumnya makruh menurut sebagian ulama karena akan menyerupai puasanya orang Yahudi. Tapi ada ulama lain yang membilehkannya meskipun  pahalanya tidak sempurna jika digandengkan dengan puasa sehari sebelumnya (tanggal 9 Muharram).

Semoga kita dapat memuliakan bulan Muharram dengan rangkaian ibadah sesuai tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Aamiin...

Semoga bermanfaat.